Mataram NTB - Polresta Mataram menggelar TFG (Tactical Floor Game) Sistim Pengamanan Kota Mataram dalam rangka untuk mengantisipasi kejadian kontinjensi dalam pemilu 2024 Polresta Mataram bertempat di Gedung Wira Pratama Polresta Mataram. Rabu, (28/09)
Hadir dalam kesemptan tersebut dipimpin oleh Waka Polresta Mataram AKBP Syarif Hidayat SH SIK, Walikota Mataram yg diwakili asisten 1 Pemkot Mataram H. Lalu Martawang, Komisioner KPU Kota Mataram Sdra. Edy Putrawan, Komisioner Ketua Bawaslu Kota Mataram M. Yusril, para PJU, Kapolsek jajaran Polresta Mataram, Dandim 1606 Mataram yang diwakili kasiops Kodim 1606 Mataram Kaoten Suripto, Danlanal Mataram yang diwakili Dadenpom Mayor Wahono dan Danlanud Mataram Dansatpom Mayor Kokoh Risqian, SH berikut perwakilan dari Ro Ops Polda NTB dan Direktorat Samapta Polda NTB dan perwakilan dari dinas perhubungan Kota Mataram dan para peserta TFG sebanyak 30 orang.
Kabag Ops Polresta Mataram Kompol I Gede Sumadra Kerthiawan SH MH dalam sambutannya bahwa pelatihan simpamkota tersebut bertujuan untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dalam pengamanan pemilu 2024 mendatang, ucap Kompol Gede
Dalam pelatihan nanti akan menyajikan 4 poin skenario yaitu penyampaian informasi dari Kasat Intelkam Polresta Mataram, tahapan pemberlakukan sispam kota, Tahapan pengamanan aksi dan tahapan patroli skala besar, terangnya
Kegiatan dilanjutkan dengan narasi latihan sispamkota untuk antisipasi kejadian kontinjensi dalam pemilu 2022 Polresta Mataram tahun 2022, pungkas Kompol Gede
Waka Polresta Mataram juga menekankan bahwa harus ada jalan alternatif pengalihan harus bagi para pendemo yang berguna untuk menjaga pengguna jalan lain agar tidak merasa terganggu, ujar AKBP Syarif.
Pergerakan pasukan harus sesuai dengan instruksi yang telah disusun dengan setiap kemungkinan yang dapat terjadi, sehingga seluruh kemungkinan tersebut dapat diantisipasi, tegas AKBP Syarif.
Asisten 1 Walikota Mataram juga menambahkan adanya kemungkinan kerumunan massa pendemo memasuki masjid raya At Taqwa dan Islamic Center dikarenakan sasaran aksi dari pendemo yaitu KPU Provinsi memiliki jarak yang berdekatan, tutup L. Martawang.
Terkait dengan lokasi sasaran aksi juga merupakan jalan utama yang dapat menyebabkan akses jalan menjadi macet dan banyak kemungkinan lain seperti halnya massa aksi masuk ke Kelurahan Dasan Agung, yang mana diketahui bersama bahwa hal tersebut memungkinkan timbulnya permasalahan baru, tandas L. Martawang.
Kegiatan Sispamkota dan Sispamako dilaksanakan guna mengantisipasi seluruh kemungkinan gangguan kamtibmas yang dapat terjadi dan adanya penolakan dari pendukung salah satu Paslon yang tidak lolos dalam ferifikasi faktual, dengan mengedepankan Sinergitas antara aparat Negara guna mengantisipasi setiap kemungkinan gangguan Kamtibmas yang dapat terjadi.(Adb)